4.11.2011



Negeri Pembajak




Membajak

Gak perlu meyalahkan siapa-siapa. Memang negeri kita negeri para Pembajak. Sudah sedari dulu kita mengetahuinya. Dulu Kakek dan Nenek kita membajak sawah untuk menghidupi keluarganya. Sawah terpaksa dijual karena akan dibangun Ruko dan Mall. Terpaksa Kakek Nenek harus menyingkir kepinggir-pinggir bukit membajak ladang. Ladang diklaim perusahaan Teh dan Perkebunan. Mau dijadikan kebun teh Internasional katanya. Yah, terpaksa mereka pindah lagi.
Pindah ke savana, membajak tanah keras untuk kebun singkong. Datang perusahaan Nasional, dipaksa jual murah ladang Kakek. Katanya mau dibangun Perusahaan Gula Nasional dan Minyak Kelapa sawit. Kini Kakek dan Nenek gak punya apa-apa lagi. Untung cucu-cucunya Kakek pinter-pinter.
Sekarang cucu Kakek dan Nenek sudah sukses di kota! Pekerjaannya pun gak jauh-jauh dari Membajak. Meneruskan cita-cita kakek katanya. Membajak CD lagu, Video CD dan DVD hanya garapan kecil. Ada bajakan dan garapan lebih besar siap dikerjakan. Membajak uang proyek, Membajak uang pajak, Membajak dana Talangan, dan Membajak Uang Century serta membajak hasil Pansus! Hasilnya sepadan. Bisa digunakan membajak Sipir penjara jika kelak ditangkap, atau sekedar membeli kemewahan di Hotel Prodeo tersebut.
Nikmatnya hidup di Negeri Pembajak. Terima kasih kakek, Nenek, yang telah mengajarkan membajak. Meski gak ada sawah dan ladang, kami masih tetap bisa meneruskan cita-cita kakek, MEMBAJAK!

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...