Demonstrasi anti Mubarak yang berawal pada Tgl.25 Januari 2011 dan telah menewaskan lebih dari 300 orang akhirnya mambuahkan hasil gemilang dengan runtuhnya rezim otoriter mesir dibawah kekuasaan Husni Mubarak yang diawali dengan kepergian Husni Mubarak menuju negara ketiga
Wakil Presiden Omar Suleiman hari Jumat (11/02) mengumumkan pengunduran diri
Mubarak melalui televisi pemerintah dan roda pemerintahan diambil alih oleh dewan militer serta dewan militer juga menjamin akan berjalannya reformasi demokrasi di mesir.
Sebelumnya, Mubarak enggan melepas jabatan kepresidenannya. Saat
diwawancarai wartawan senior ABC News, Christian Amanpour, Mubarak beralasan bahwa pengunduran dirinya akan mengakibatkan suasana di Mesir kian mencekam.Pernyataan tersebut lah yang membuat rakyat Mesir semakin marah, jutaan rakyat Mesir turun ke jalan dan berkumpul memadati lapangan Tahrir Square,
Untuk mengantisipasi amukan massa, pasukan militer telah disiagakan
mengantisipasi bentrokan. Perdana Menteri Mesir Ahmed Shafiq telah
meminta Menteri Dalam Negeri Mesir agar tidak ada intervensi. Dengan
begitu, aksi protes bisa berjalan damai.
Sementara itu, kelompok kuat Ikhwanul Muslimin Yordania menyatakan,
pengunduran diri Mubarak pada Jumat harus menjadi "pelajaran" bagi
seluruh rejim Arab.
"Rejim Arab harus mengkaji pelajaran dari apa
yang terjadi. Semua rakyat Arab menderita akibat korupsi rejim mereka,"
kata Jamil Abu Baker, juru bicara kelompok itu, kepada AFP.
"Kepergian
Mubarak seharusnya terjadi sejak awal. Itu wajar setelah masa
penindasan dan korupsinya. Selamat kepada orang-orang kami di Mesir,"
katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar